Berita Bidang Ketenagakerjaan

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESELAMATAN KERJA MELALUI VIRTUAL REALITY BAGI PEKERJA MIGRAN INDONESIA

Minggu, 6 Oktober 2024, untuk pertama kalinya KDEI Taipei menyelenggarakan sosialisasi sekaligus pelatihan keselamatan kerja di pabrik bagi Pekerja Migran Indonesia melalui penggunaan Virtual Reality (VR).

 Bertempat di Exhibition Center Lt. 1 KDEI Taipei, kegiatan yang merupakan kolaborasi antara KDEI Taipei dan Global Workers’ Organization (GWO) Taiwan dihadiri oleh Plh. Kepala KDEI Taipei, Control Yuan Taiwan, Presiden GWO, Perwakilan Chung Shan Medical University, Perwakilan Industrial Technology Research Institute, dan para Pekerja Migran Indonesia. Pada sisi kiri ruangan, empat perlengkapan VR tersedia untuk menyimulasikan keselamatan kerja terkait dengan bahan kimia dan pada sisi kanan ruangan terdapat simulator dan VR forklift untuk digunakan para peserta.

 “Pekerja Migran Indonesia sebagian besar bekerja di industri kecil dan menengah yang tidak memberikan pelatihan keselamatan kerja secara berkala sebagaimana aturan yang ditetapkan di Taiwan,” ungkap Karen Jui-Hsi Hsu, Presiden GWO, dalam sambutannya. Senada dengan Presiden GWO, Zulmartinof, Plh. Kepala KDEI Taipei menyampaikan, “Diharapkan Pekerja Migran Indonesia yang mengikuti sosilisasi dan pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan skill-nya dalam penggunaan forklift dan bahan kimia di pabrik sehingga senantiasa aman dan selamat dalam bekerja.”

 Wang You Ling, Control Yuan, mengutarakan bahwa sangat disayangkan SOP yang dimiliki pabrik-pabrik saat ini masih terbatas bahasa Mandarin dan bahasa Inggris sehingga para pekerja asing termasuk Pekerja Migran Indonesia mempelajari SOP bekerja dari seniornya, bukan dari membaca SOP dan pelatihan yang proper.

 Usai sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan materi dari tiga narasumber, yaitu Novi, GWO, terkait hal-hal yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan kerja termasuk informasi seputar asuransi kecelakaan kerja; Prof. Yan, Chung Shan Medical University, dengan materi Pencegahan Bencana Bahan Kimia, termasuk informasi bahwa institusinya telah menerjemahkan panduan keselamatan kerja bahan kimia dalam bahasa Indonesia; dan Zhou, Industrial Technology Research Institute, yang memaparkan “Cara Mendapatkan Sertifikasi Forklift”.

 Pemaparan dilanjutkan dengan simulasi menggunakan VR untuk keselamatan kerja terkait bahan kimia dan simulasi sertifikasi mengendarai forklift. Para peserta secara bergantian mencoba dua modul VR untuk keselamatan bahan kimia dan satu simulator forklift.

 “Sangat antusias dengan pelatihan ini, terutama materi dan simulasi sertifikasi forklift. Tadi disampaikan perlu pelatihan sekitar 18-25 jam untuk mengambil sertifikasi, saya sangat tertarik dan semoga ada informasi lebih detil tentang tata cara mendaftarnya,” ungkap Darusman, pekerja pabrik di Keelung.







Share this Post:

Berita Terkait: