Berita Bidang Ketenagakerjaan

Qianzhen Fishing Port Mariners’ Hall Resmi Dibuka, KDEI Taipei Dorong Pelindungan ABK Berbasis HAM

Kaohsiung (10/06/2025) – Komitmen terhadap pelindungan awak kapal perikanan (ABK) kembali diperkuat dengan diresmikannya Qianzhen Fishing Port Mariner's Hall, sebuah fasilitas yang dibangun oleh Fisheries Agency Taiwan. Acara peresmian ini dihadiri oleh Kepala KDEI Taipei, Arif Sulistiyo, bersama Wakil Menteri Pertanian, Wali Kota Kaohsiung, pelaku industri perikanan, asosiasi perikanan, perwakilan serikat pekerja dan perwakilan ABK asal Indonesia.

Kepala KDEI Taipei dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas pembangunan fasilitas tersebut yang dianggap sebagai langkah nyata dalam meningkatkan kesejahteraan dan kondisi kerja para ABK. Ia menyebut gedung ini sebagai simbol dari pelaksanaan Action Plan for Fisheries and Human Rights, yang menekankan pentingnya akomodasi layak, lingkungan kerja manusiawi, dan pemenuhan hak dasar para pekerja sektor perikanan.

Data dari Fisheries Agency (FA) dan Ministry of Labor (MOL) menunjukkan bahwa saat ini terdapat 21.202 ABK asal Indonesia, terdiri dari 13.870 ABK jarak jauh dan 7.332 ABK lokal. Jumlah ini menegaskan peran penting ABK Indonesia dalam mendukung industri perikanan Taiwan.

Dalam pidatonya, Arif menekankan bahwa para ABK memiliki kontribusi besar bukan hanya bagi ekonomi Taiwan, tetapi juga Indonesia. Ia menyatakan, “Mereka bukan hanya pekerja di laut, tetapi bagian vital dari rantai pasok global (global supply chain) yang menopang industri perikanan berkelanjutan. Sudah sepatutnya mereka mendapat perhatian ekstra melalui pelindungan yang berbasis hak asasi manusia serta pemenuhan hak atas kesejahteraan secara menyeluruh.”

Arif juga menyinggung pengalamannya mengunjungi wilayah Penghu, yang dihuni lebih dari 2.000 ABK Indonesia, namun masih minim fasilitas penunjang seperti ruang berkumpul, tempat ibadah, toilet, dan akses listrik. Ia berharap model fasilitas seperti Qianzhen Mariner's Hall dapat direplikasi di pelabuhan-pelabuhan lainnya seperti Pingtung, Keelung, dan Yilan, demi pemerataan layanan dan kenyamanan para ABK.

Peresmian ini sekaligus menjadi momentum penting dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk menghadirkan sistem ketenagakerjaan di sektor perikanan yang lebih adil dan manusiawi di Taiwan, serta mendorong terciptanya lingkungan kerja yang layak, aman, dan berkelanjutan bagi seluruh awak kapal, khususnya ABK asal Indonesia.


Share this Post:

Berita Terkait: