Berita Bidang Perdagangan

Maksimalkan Promosi di Ajang Pameran Internasional Taiwan, Industri Plastik Indonesia Bukukan Transaksi Rp24 Miliar

Taipei 10 Juni 2025 – Produk plastik Indonesia sukses menarik perhatian para buyer internasional selama tiga hari penyelenggaraan pameran Plastics, Rubber & Composite Material Fair (PMT) 2025. Pameran berlangsung pada 4–6 Juni 2025 di International Convention & Exhibition Centre (ICC), Tainan, Taiwan. Indonesia berhasil membukukan transaksi potensial dan riil sebesar USD 1,52 juta atau setara Rp24 miliar.

Kepala KDEI Taipei – Arif Sulistiyo, hadir pada pembukaan PMT 2025 bersama Wakil Wali Kota Tainan Chao Ching Hui.

“Kami harap lebih banyak lagi industri plastik, karet, dan material komposit Indonesia yang berani menembus pasar global melalui ajang seperti ini. Kami juga berharap, partisipasi Indonesia dalam pameran ini dapat membuka peluang baru dan memperkuat posisi produk Indonesia di pasar Taiwan maupun global,” tambah Arif

Arif memaparkan, pada PMT 2025 ini, Paviliun Indonesia memperkenalkan berbagai produk unggulan mulai dari plastik bahan baku kemasan hingga biji plastik, khususnya yang berbasis ramah lingkungan. Paviliun Indonesia menghadirkan sembilan pelaku usaha Indonesia. Kesembilan pengusaha ini tergabung dalam tiga asosiasi, yakni Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI); Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (INAPLAS); dan Asosiasi Biaxially Oriented Films Indonesia (ABOFI).

Sekretaris Jenderal INAPLAS Fajar Budiono mengapresiasi KDEI Taipei atas dukungan dan fasilitasi dalam keikutsertaan Indonesia di PMT 2025. Menurutnya, keikutsertaan Indonesia dalam pameran ini membuka peluang bisnis dalam memperluas jejaring serta memperkuat daya saing produk plastik daur ulang Indonesia di Taiwan.

Semoga pameran kali ini memperkuat iklim usaha produk plastik Indonesia, terutama yang berbasis ramah lingkungan. Dengan terbukanya pasar dan hadirnya mitra baru, nilai ekonomi produk Indonesia menjadi lebih tinggi,” ujar Fajar.

PMT 2025 merupakan pameran terbesar dan satu-satunya di Taiwan yang secara khusus menghadirkan komoditas plastik, karet, dan material komposit ke kancah global. Pameran ini diselenggarakan Kantor Pusat Administrasi Perdagangan Taiwan (International Trade Administration), Kementerian Urusan Ekonomi Taiwan (Ministry of Economic Affairs), dan asosiasi industri di Taiwan. PMT 2025 diikuti sekitar 250 peserta dan mampu menarik lebih dari 9.000 pengunjung dari 40 negara.

Direktur Utama PT Waru Duta Kencana Christine Adri Susilowati, yang perusahaannya ikut serta dalam pameran, menyampaikan antusiasmenya atas sambutan positif pasar Taiwan terhadap produk biji plastik Indonesia. Menurutnya, potensi dan peluang pasar Taiwan terhadap produk plastik Indonesia sangat besar.

“Kesempatan ini adalah kali pertama kami mengikuti pameran di Taiwan. Sejak hari pertama hingga hari terakhir, booth kami terus dikunjungi pengunjung yang antusias menanyakan berbagai produk yang kami tawarkan,” ujar Christine.

Ketua Asosiasi Biaxially Oriented Films Indonesia (ABOFI) Santoso Samudra mengapresiasi peran KDEI dalam mendukung keikutsertaan ABOFI pada pameran di Taiwan. Ia menilai, pameran ini menjadi kesempatan bagi plastik BOPP Indonesia untuk lebih dikenal baik di Taiwan maupun di kancah internasional.

“Terima kasih kepada KDEI Taipei yang telah memprakarsai promosi untuk produk-produk Indonesia berkualitas tinggi, khususnya produk plastik kemasan ramah lingkungan, di pasar internasional. Semoga program-program promosi dan sinergi kolaboratif seperti ini dapat terus berlanjut dan berkembang,” ujar Santoso.

Kepala Bidang Perdagangan KDEI Taipei -Wara Agustina Rukmini beserta tim terus mengawal dan memastikan pelaksanaan pameran Plastics, Rubber & Composite Material Fair Taiwan pada pavilion Indonesia berjalan dengan baik dan lancar, mulai dari awal hingga akhir pelaksanaan pameran.

Di hari terakhir pameran, plastik unggulan Indonesia seperti biaxially oriented polypropylene (BOPP), yang merupakan bahan baku utama dalam industri kemasan, berhasil membukukan transaksi riil sebesar USD 840 ribu atau sekitar Rp14 miliar. Sementara itu, polypropylene (PP) dan polyethylene terephthalate (PET) berhasil mencatatkan potensi transaksi sebesar USD 682 ribu atau setara Rp10 miliar.

 







Share this Post:

Berita Terkait: