Berita Bidang Perindustrian

3rd Indonesia - Taiwan Steel Dialogue

  

Surabaya, 24 & 25 Oktober 2019 - Indonesia dan Taiwan untuk ketiga kalinya menyelenggarakan Steel Dialogue, yaitu sebuah forum diskusi di sektor baja dengan tujuan untuk mendiskusikan mengenai roadmap kebijakan industri baja masing-masing, informasi pasar, serta kemungkinan akses pasar, kerjasama industri, dan peluang investasi di antara keduanya. Forum diskusi baja kali ini diselenggarakan pada tanggal 24 - 25 Oktober 2019 di Surabaya, disertai dengan kunjungan ke beberapa perusahaan baja di Indonesia, antara lain, PT.Indal Steel Pipe, PT.Timur Megah Steel, PT.Dwi Jaya Sentosa, dan Maspion Industrial Estate.

Hadir pada acara ini delegasi dari pihak Taiwan antara lain adalah Deputy Director General Bureau of Foreign Trade - Ministry of Economic Affairs Mr. G.J. Lee selaku Chairman dari pihak Taiwan, Kepala Kantor Taipei Economic and Trade Office (TETO) Jakarta Mr. John C. Chen, Secretary General Taiwan Steel & Iron Industries Association (TSIIA) serta anggota TSIIA, perwakilan Chinese National Federation of Industries (CNFI), China Steel Corporation Group, Yieh Phui Enterprise Co. Ltd., Walsin Lihwa Corporation, dan Tang Eng Iron Works Co., Ltd.


Sementara itu delegasi dari pihak Indonesia antara lain adalah Direktur Industri Logam - Kementerian Perindustrian Ibu Dini Hanggandari selaku pimpinan delegasi, Staf Khusus Menteri Perindustrian Bapak I Gusti Putu Suryawirawan, Kepala KDEI Taipei Bapak Didi Sumedi, Kepala Bidang Industri KDEI Taipei Bapak Syahroni Ahmad beserta staf, Kepala Bidang Direktorat Ketahanan dan Iklim Usaha Industri - Kemenperin, Kepala Bidang Direktorat Akses untuk Sumber Daya Industri dan Promosi Internasional - Kemenperin, Kepala Bidang Direktorat Kawasan Industri - Kemenperin, Ketua Asosiasi Fastener Indonesia (AFI), PT.Maspion Group, PT.Dwi Jaya Sentosa, PT.Indal Steel Pipe, dan PT.Timur Megah Steel.


Forum dialog dibuka dengan Kata Sambutan dari Kepala KDEI Taipei, Kepala TETO, Direktur Industri Logam - Kemenperin, dan Deputy Director General Bureau of Foreign Trade - MOEA. Dalam kata sambutannya Kepala KDEI Taipei Bapak Didi Sumedi menyebutkan bahwa pelaksanaan Steel Dialogue ini sangat erat kaitannya dengan 2 dari 5 program prioritas Presiden Jokowi di periode kedua, antara lain adalah, Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Transformasi Ekonomi. Dalam hal pengembangan sumber daya manusia dibutuhkan dukungan dana yang cukup besar dan pengoptimalan kerja sama dengan sektor industri, sedangkan dalam hal transformasi ekonomi, harus ada perubahan dari bergantung pada sumber daya alam menjadi penciptaan daya saing manufaktur dan layanan modern yang memiliki nilai tambah tinggi.


Dan dalam kata sambutannya juga Direktur Industri Logam - Kemenperin menambahkan, bahwa tujuan dilaksanakannya Steel Dialogue ini bagi pihak Indonesia adalah untuk menjamin kontinuitas bahan baku bagi Industri yang telah ada di Indonesia, penyediaan bahan baku bagi industri yang akan melakukan perluasan, penumbuhan investasi industri baru asal Taiwan, dan juga menjadi wadah bagi pemerintah dan pengusaha industri baja Indonesia dan Taiwan untuk membahas isu-isu perdagangan yang dihadapi kedua belah pihak.


Dalam forum ini juga dibahas beberapa isu penting antara lain adalah, tingginya pajak bea masuk produk baja Taiwan ke Indonesia, pihak Taiwan memohon untuk pemerintah Indonesia menurunkan pajak bea masuk tersebut, pihak Indonesia menyampaikan agar usulan tersebut dimasukkan ke dalam point permohonan untuk penyusunan PTA (Preferential Trade Arrangement), sedangkan dari pihak Indonesia berharap penurunan bea masuk produk baja Taiwan harus diimbangi juga dengan komitmen investasi Taiwan di Indonesia, dan juga disampaikan bahwa Taiwan dapat menggunakan Indonesia sebagai Base Camp produksi bajanya untuk pasar regional maupun global. Dalam kesempatan ini pun pihak Taiwan menyampaikan harapannya untuk kerja sama hilirisasi produk hulu Alloy Steel, Galvalum, Galvanis, Stainless Steel, serta Solar Cell Panel yang berasal dari Taiwan ke Indonesia sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri dalam negeri Indonesia maupun untuk diekspor kembali ke negara lain. Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan pembahasan Steel Dialogue dalam sebuah focus group yang khusus membahas tentang implementasi dari apa yang sudah dibahas di dalam Steel Dialogue ketiga ini.


Steel Dialogue yang ke-3 ini ditutup dengan penentuan waktu dan lokasi Steel Dialogue ke-4 yang akan dilaksanakan tahun depan pada bulan Oktober 2020 di Kaohsiung, Taiwan.

Share this Post:

Berita Terkait: